Untukmu Yang Pernah Singgah Dalam Anganku

Hai, apa kabar kamunya yang disana? pastinya dalam kondisi baik-baik saja kan?, setelah beberapa hari yang lalu kita sedikit beradu dalam message di Blackberry.

Dirimu menuliskan kata, “ mungkin ini caraku untuk menjauh darimu, dan akan ada waktunya dimana aku tidak akan lagi tersenyum saat mendengar namamu disebut.

Aku yang baru pulang dari pekerjaan langsung tertegun membacanya. Ketika tadi saat perjalanan menuju rumah, aku berharap akan ada sedikit pesan darimu atau mungkin, sekedar kabar manis di status messengermu tentang aku.“mungkin kamu akan tersenyum jika mendengar nama selingkuhanmu disebut? Haha” tulisku distatus blackberry messengerku. Kekanak-kanakan memang. Seketika itu juga berharap temanku mengirimkan pesan dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

Perjalanan kita yang sudah hampir 9 bulan kandas begitu saja oleh karena ke-egoisan mu yang menodai rasa sayang ini dengan rasa sayang lainya.

"Setelah sekian lama hati ini tertutup rapat. Kau datang, Mengetuk, dan masuk kedalamnya."

Aku bukanlah orang yang mudah untuk jatuh cinta. Namun kali ini aku bertekuk lutut setelah sekian tahun aku takhluk pada satu orang yang sama. Entahlah, dengan perlahan sosoknya masuk kehati dan mengapus semua rasa yang ku punya untuk wanita dari masa laluku itu. Tanpa perlawanan, aku dibuatnya jatuh, bukan untuk yang kesekian kalinya, tapi untuk yang pertama. Rasa ini berbeda, degupan yang aku rasakan juga berbeda, bahkan rasa sakit yang kurasakan semakin mendalam.

Pacar mudah dicari, kapanpun itu siapapun pasti bisa menemukanya. Tetapi perasaan dimana jantungmu akan berdegup kencang tiap kali mata mu menangkap bayangnya, dimana otakmu tak bisa berhenti memikirkanya, dimana lengan itu selalu kau impikan ditiap malammu, dan nama yang terucap disetiap percakapanku dengan Yang Maha Kuasa, itu semua beda cerita, sayang.

"Ada masa dimana mata dan pikiran ingin berhenti menjelajah, Lelah dan ingin menetap. Ketika semua pencarian tersebut terhenti, Apakah itu tandanya sudah menemukan?"

Cinta itu seperti mendapat sebuah kado. Kamu tidak akan pernah tahu isi didalamnya. Namun setiap kali kamu akan membukanya, kamu merasakan perasaan gejolak yang sulit untuk diungkapkan. Ya! Seperti itu! Seperti perasaanku ketika bersamamu. Semuanya bercampur menjadi satu, dan aku menikmatinya.

Kamu, yang datang tanpa pernah aku duga. Hadir begitu saja. Entahlah apakah ini yang dikatakan takdir? Kata-kata pertama yang aku ucapkan padamu tak pernah akan aku lupakan “aku nyaman berada disisimu“, akan selalu menjadi hal yang membuatku tersenyum. Aku tidak mencintaimu sekaligus, sayang. Semuanya bertumbuh dengan perlahan. Seperti hidup ini, kadang ia sehat, lalu jatuh sakit, kemudian terobati. Seperti itulah ia hidup, ia mengalir.

Aku selalu menawar kepada waktu, agar ia memberikan sedikit bagian darinya untuk kita, sedikit lagi, lagi, lagi, dan lagi. Aku ingin mendekati takdir, agar aku dan kamu semakin akrab, sehingga suatu saat ketika aku memintanya untuk tidak memisahkan kita, ia akan mengabulkanya.

"Aku tek pernah siap berpisah darimu. Aku terlalu takut kalau saja di dalam hatimu bukan aku lagi."

Hal terindah dalam hidup manusia adalah ketika mengenal dan mengerti apa itu rasa sayang. Ketika manusia itu rela memberikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya untuk orang yang ia cinta, yaitu waktu.


Ia mulai melakukan hal-hal gila demi manusia lain yang tak bernafas melalui raga yang berbeda. Ia mulai tersenyum oleh karena hal-hal kecil yang dilakukan oleh manusia lain. Dan bahkan ketia air mata tak kunjung behenti pun, ia tetap bertahan. Cinta itu memang indah dan luar biasa. Mampu membuat ego bertekuk lutut, maupun membuat emosi membeku, dan mampu membuat setiap nafas yang dihembuskan mempunyai makna lebih dari sekedar kehidupan.

"Jika hati manusia Cuma satu, Mungkinkah akan berlabuh pada dua dermaga yang berbeda?"

Dan ternyata....

Aku terlalu sayang kepada dia.

Rasa sayang ini terlalu besar untuk direlakan pergi begitu saja. Aku ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, tidak setiap yang aku perkirakan. Aku ingin bertahan, entah untuk berapa lama aku mampu melakukanya. Tapi izinkan aku tetap bisa berbaring dipelukanya, tenang melihat senyumanya, tatapan matanya. Entah untuk berapa lama, tapi izinkan bibir ini terus bertaut dengan bibirnya, izinkan tangan ini membelai rambutnya. Dan aku akan bertahan.

Tuhan aku tahu kau mempertemukan kita. Entah untuk sebuah maksud, ataukah hanya sebatas perkenalan. Tapi aku merasa jemari ini telah menemukan dermaga saat dia menggenggam jemariku. Hati ini seperti menemukan pelabuhan  untuk ditinggali, aku tenang. Aku tidak pernah sekuat ini, tidak pernah seberani ini. karena aku tahu, dia bersama ku, dan Kau yang mengawasi kami berdua.

Tuhan, maafkanlah aku  yang ingin memiliki dia seutuhnya tanpa menyadari bahwa semua milik Engkau. Maafkan aku yang telah menyimpan ego untuk menyayanginya sangat dalam. Dan aku kadang bertindak paksa, agar engkau tidak memisahkan kita. Tuhan, air mata ini Kau tahu kan maksudnya? Karena ego ku yang terlalu memaksa Engkau.

Tuhan, salahkah aku jika ingin Kau menggoreskan ceritaku dan ceritanya pada kertas yang sama. Bahkan aku tak sanggup bernafas hanya karena tak mendengar kabar darinya. Dia milikMu Tuhan. Iya, aku sadra itu. bolehkah aku meminta satu hal dariMu Tuhan? Aku janji tidak akan memaksa lagi. Aku hanya ingin menjaga dia, disisiku, sampa aku bertemu dengan Mu nanti.

"Dulu kau yang menawarkan rasa sayang ini, dan sekarang kau pula yang menanamkan luka."

Ketika aku mati-matian memertahankan hubungan kita disaat kamu mati-matian ingin mengakhiri semuanya.

Iya, pantas memang jika aku dikatan sebagai lelaki bodoh dan tolol. Tapi aku bisa apa? Aku tak ingin menyesal pada akhirnya, salahkah jika aku ingin mencoba lagi? Mencoba terus? Mempertahankan ketidakmungkinan ini.

Jika memang ternyata kita tak lagi bisa bersama, katakan itu sayang, karena aku tak akan mungkin sanggup mengatakanya. Jika nanti kelak kita sudah berjalan sendiri-sendiri dan kau melihatku tertawa dan tersenyum, ingatlah sayang, kau pernah menjadi alasan dibalik itu semua. Dan mungkin akan tetep menjadi alasan alasan yang tidak dapa ku tunjukan nanti.

Jika nanti kau temukan yang lain setelah kepergianku, aku tak rela sayang, tak akan rela. Senyumu, tawamu, dan bahagiamu tanpa diriku, aku tak rela sayang. Tak akan pernah rela.

"Namun, Aku masih tetap menyayangimu."

Aku tak setegar itu... Mengetahui orang yang sangat ku cintai, pergi begitu saja, pergi tanpa cinta yang tersisa untukku. Entah sampai kapan rasa sakit ini menyelimutiku. entahlah!!!!
Previous
Next Post »
0 Komentar